F. Karakter pribadi dalam berbagai situasi dan kondisi (kendali diri, kesabaran, ekspresi perasaan, rasionalitas).
Jelaskan karakter/kepribadian Saudara yang menggambarkan kemampuan pengendalian diri, kesabaran, empati, dan rasionalitas pada berbagai situasi! Berikan contoh nyata yang Saudara alami dalam kehidupan profesional sebagai dosen!.
Deskripsi.
Pengendalian Diri. Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, yang dipercaya sebagai anggota senat Fakultas Ekonomi dan sekaligus menjadi anggota senat Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Dalam setiap rapat yang digelar oleh senat (baik senat fakultas maupun universitas) sering kali terjadi perbedaan pendapatan dan berdampak pada perdebatan yang panjang. Melihat kondisi tersebut, biasanya saya akan memberikan berbagai masukan yang mendasar, misalnya menegaskan tujuan awal pembicaraan, dan pembahasan dilakukan pertahap sehingga tidak melompat. Masukan tersebut biasanya diakomodir dan dilakukan penataan pembahasan kembali, namun tidak jarang saya juga malah diserang oleh beberapa anggota senat lain karena dinilai mengembalikan pembahasan yang sudah mau matang. Menghadapi hal tersebut, saya menjelaskan kembali tujuan dasar dan tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk mencapai tujua tersebut. Pengalaman tersebut memberikan pelajaran yang menarik untuk saya bahwa dalam menghadapi permasalahan jika kita tidak dapat mengendalikan diri maka sering kali cara berpikir kita menjadi tidak tertata, muncul emosi yang tinggi, dan akhirnya permasalahan tersebut tidak dapat terjawab, bahkan semakin melebar.
Jelaskan karakter/kepribadian Saudara yang menggambarkan kemampuan pengendalian diri, kesabaran, empati, dan rasionalitas pada berbagai situasi! Berikan contoh nyata yang Saudara alami dalam kehidupan profesional sebagai dosen!.
Deskripsi.
Pengendalian Diri. Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, yang dipercaya sebagai anggota senat Fakultas Ekonomi dan sekaligus menjadi anggota senat Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Dalam setiap rapat yang digelar oleh senat (baik senat fakultas maupun universitas) sering kali terjadi perbedaan pendapatan dan berdampak pada perdebatan yang panjang. Melihat kondisi tersebut, biasanya saya akan memberikan berbagai masukan yang mendasar, misalnya menegaskan tujuan awal pembicaraan, dan pembahasan dilakukan pertahap sehingga tidak melompat. Masukan tersebut biasanya diakomodir dan dilakukan penataan pembahasan kembali, namun tidak jarang saya juga malah diserang oleh beberapa anggota senat lain karena dinilai mengembalikan pembahasan yang sudah mau matang. Menghadapi hal tersebut, saya menjelaskan kembali tujuan dasar dan tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk mencapai tujua tersebut. Pengalaman tersebut memberikan pelajaran yang menarik untuk saya bahwa dalam menghadapi permasalahan jika kita tidak dapat mengendalikan diri maka sering kali cara berpikir kita menjadi tidak tertata, muncul emosi yang tinggi, dan akhirnya permasalahan tersebut tidak dapat terjawab, bahkan semakin melebar.
Kesabaran. Upaya menumbuhkan peran aktif dosen untuk membuat proposal penelitian dan atau pengabdian kepada masyarakat yang akan diajukan ke DP2M Ditjen Dikti Depdiknas merupakan upaya yang sangat membutuhkan kesabaran. Pengumuman atau informasi tetang proposal ke DP2M Ditjen Dikti Depdiknas, pernah ditujukan ke Dekan masing-masing fakultas untuk diteruskan ke dosen, namun beberapa fakultas sering tidak menindaklanjuti untuk menyampaikan ke dosen dan akhirnya dosen banyak yang mengadu sekaligus protes ke LPPM karena tidak dikasih informasi. Mendapatkan protes dan kritikan tersebut Ketua LPPM dan saya (sekretaris) sangat berterikasih karena mendapatkan bahan untuk koreksi diri terhadap langkah yang telah dilakukan LPPM. Berdasar pengalaman tersebut, akhirnya surat pengumuman atau informasi tidak ditujukan ke Dekan, tetapi langsung ditujukan ke nama masing-masing dosen fakultas. Cara ini ternyata lebih mengena, terbukti jumlah proposal yang masuk ke LPPM terdapat peningkatan. Namun dari data proposal yang masuk ternyata dosen yang terlibat hanya dosen tertentu saja sedangkan dosen yang belum pernah membuat proposal masih banyak. Oleh sebab itu, akhirnya diambil langkah selain diberikan surat secara langsung ke masing-masing dosen, saya (sekretaris) dan Ketua LPPM juga turun langsung mengajak teman-teman dosen yang belum pernah membuat proposal untuk mencoba membuat proposal. Contoh proposal yang sudah pernah diterima dan buku panduan sering saya bawa ke mana-mana untuk menyemangati teman-teman dosen tersebut, dan jika mereka menyatakatan akan menyusun terus dipantau perkembangannya dan sering ditanya bahkan dibantu beberapa kesulitan yang merekan hadapi. Cara tersebut akhirnya mendapatkan hasil telah terjadi peningkatan yang signifikan dari jumlah proposal yang terkirim dan sudah sangat merata di setiap fakultas. Sebagai gambaran, pada tahun 2002 proposal (penelitian dan pengabdian pada masyarakat) yang dikirim ke DP2M Ditjen Dikti Depdiknas sebanyak 11 proposal, tahun 2003 sebanyak 22 proposal, tahun 2004 sebanyak 18 proposal, tahun 2005 sebanyak 43 proposal, tahun 2006 sebanyak 46 proposal, tahun 2007 sebanyak 52 proposal, tahun 2008 sebanyak 84 proposal.
Ekspresi Perasaan. Terkait bidang saya yang saya tekuni saat ini, statistika dan program SPSS, saya sering membantu teman dosen dalam menyelesaikan thesisnya, khususnya untuk mengajari cara mengolah data dan sekaligus membaca hasil olahan data. Teman dosen yang pernah saya bantu tidak hanya dari Fakultas Ekonomi tetapi juga fakultas-fakultas yang lain. Melihat berbagai permasalahan dalam penyusunan thesis tersebut, akhirnya mendorong saya membuat buku sederhana tentang cara mengolah dan menganalisis data dengan program SPSS, dan buku tersebut saya berikan kepada teman yang membutuhkan, selain sudah saya masukkan dalam blog saya, http://ssantoso.blogspot.com. Selain membantu masalah pengolahan dan analisis data tersebut di atas, saya juga sering membantu teman dosen dalam menyusun kenaikan jabatan akademik (sampai saat ini saya termasuk anggota PAK Universitas Muhammadiyah Ponorogo). Bantuan yang saya lakukan adalah menata langkah untuk menyusun kenaikan jabatan akademik, cara menghitungnya, dan cara menyusunnya. Karena saya termasuk dosen yang sudah mempunyai kepangkatan akademik yang tinggi, maka form isian pengajuan kenaikan kepangkatan akademik saya (Lektor dan Lektor Kepala) sering saya copi dan saya berikan pada teman-teman yang mau mengajukan kenaikan kepangkatan akademik tersebut.
Rasionalitas. Saya sering membawa jurnal akreditasi yang memuat artikel ilmiah yang saya tulis. Jurnal tersebut saya tunjukkan kepada teman dosen, dan biasanya saya hanya berbicara “Masa begini aja tidak bisa?”. Biasanya sambil mengobrol, saya menyinggung tentang arti penting menulis artikel ilmiah di jurnal nasional dan jurnal akreditasi. Selain dapat digunakan sebagai bahan untuk mendukung akreditasi jurusan dan program studi, keuntungan penulis sendiri adalah dapat digunakan untuk kenaikan jabatan akademik (karena kum artikel di jurnal yang tinggi dibandingkan hasil penelitian yang hanya disimpan di perpustakaan) dan dampak dari kenaikan jabatan akademik tersebut adalah adanya kenaikan kesejahteraan pada diri masing-masing. Penjelasan secara rasional ternyata lebih mendorong semangat mereka baik untuk menulis artikel di jurnal ilmiah maupun mengurus kenaikan jabatan akademik. Saat ini, untuk teman dosen di Fakultas Ekonomi sudah banyak yang telah menulis artikel di jurnal ilmiah, baik jurnal di fakultas, universitas, luar universitas, dan bahkan jurnal akreditasi. Mereka yang telah berhasil menulis di jurnal ilmiah tersebut, kenaikan kepangkatan akademiknya juga mengalami kelancaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar