Langkah selanjutnya setelah data dimasukkan dalam form Curriculum Vitae adalah menyusun Deskripsi Diri. Inti dari Deskripsi Diri adalah menarasikan pengalaman pelaksanaan Tridharma PT yang telah dilaksanakan (berdasarkan data pada Curriculum Vitae). Menyusun Deskripsi Diri ini biasanya merupakan bagian tersulit dalam penyusunan Serdos dan dari beberapa data hasil penilaian Serdos salah satu penyebab tidak lolos sertifikasi karena kurang serius dalam menyusun Deskripsi Diri. Berikut contoh Deskripsi Diri yang penulis susun ketika mengikuti Serdos Tahun 2009 :
A. Pengembangan Kualitas Pembelajaran (usaha dan dampak perubahan).
Jelaskan usaha-usaha Saudara dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran dan bagaimana dampaknya! Berikan contoh nyata yang Saudara alami dalam kehidupan profesional sebagai dosen.
Deskripsi.
Upaya peningkatan kualitas pembelajaran mahasiswa yang telah saya laksanakan dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal perkuliahan, tahap pelaksanaan perkuliahan, dan tahap akhir perkuliahan.Awal Perkuliahan.
Pertemuan awal perkuliahan saya gunakan untuk mengenal dan memahami kondisi mahasiswa, memberikan pemahaman secara global tentang arti penting mata kuliah, dan melakukan kontrak perkuliahan. Mengingat mata kuliah yang saya ampu lebih banyak mengarah pada materi hitungan (misalnya Mata Kuliah Statistika, Ekonometrika, dan Ekonomi Mikro), maka saya harus mampu memetakan kemampuan mahasiswa peserta perkuliahan dalam hal hitung menghitung. Oleh sebab itu, pada saat awal perkuliahan saya selalu berdialog terkait asal daerah, jurusan pada saat di SMU/Sederajat, asal sekolah, dan beberapa pertanyaan yang sedikit banyak dapat memberikan gambaran tentang kemampuan dari masing-masing mahasiswa peserta perkuliahan.
Pertemuan awal perkuliahan saya gunakan untuk mengenal dan memahami kondisi mahasiswa, memberikan pemahaman secara global tentang arti penting mata kuliah, dan melakukan kontrak perkuliahan. Mengingat mata kuliah yang saya ampu lebih banyak mengarah pada materi hitungan (misalnya Mata Kuliah Statistika, Ekonometrika, dan Ekonomi Mikro), maka saya harus mampu memetakan kemampuan mahasiswa peserta perkuliahan dalam hal hitung menghitung. Oleh sebab itu, pada saat awal perkuliahan saya selalu berdialog terkait asal daerah, jurusan pada saat di SMU/Sederajat, asal sekolah, dan beberapa pertanyaan yang sedikit banyak dapat memberikan gambaran tentang kemampuan dari masing-masing mahasiswa peserta perkuliahan.
Upaya tersebut saya lakukan, selain untuk memetakan kemampuan mahasiswa peserta perkuliahan, juga agar terjalin hubungan yang tidak kaku dan ada kedekatan dengan para mahasiswa. Pada pertemuan awal juga saya gunakan untuk menjelaskan secara global tentang arti penting mata kuliah, baik menyangkut berbagai materi yang akan dibahas, berbagai literatur atau buku bacaan yang digunakan, keterkaitannya dengan mata kuliah yang lain, dan sampai dengan keterkaitan mata kuliah untuk kebutuhan penulisan skripsi. Sedangkan upaya agar mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan secara aktif, maka saya melakukan kontrak perkuliahan, yaitu dengan jalan membuat dan menyepakati bersama tentang aturan perkuliahan (misalnya jam masuk perkuliahan, waktu presensi ditutup, aturan keterlambatan, dan aturan ijin tidak masuk) dan juga aturan penilaian akhir (misalnya besarnya prosentase nilai untuk presensi, tugas kelompok, tugas individu, presentasi, UTS, dan UAS).
Pelaksanaan Perkuliahan.
Saya menyadari bahwa mata kuliah yang materinya banyak hitungan sering kurang diminati oleh mahasiswa dan bahkan menjadi “momok”, sehingga berdampak para mahasiswa menjadi enggan untuk masuk dan mengikuti perkuliahan. Dengan menggunakan kontrak perkuliahan yang telah disepakati bersama telah mampu mendorong mahasiswa untuk masuk dan mengikuti perkuliahan yang saya ampu, walaupun dalam tahap awal hanya sekedar memenuhi presensi saja. Dengan modal awal mahasiswa mau aktif masuk perkuliahan tersebut, dalam penyampaian materi perkuliahan saya telah banyak melakukan improvisasi. Beberapa improvisasi terkait teknik penyampaian materi tersebut adalah : 1) Sekitar tahun 1995 sampai dengan 1997 (tiga tahun awal sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Ponorogo), teknik penyampaian materi perkuliahan yang saya lakukan adalah langsung menerangkan dari pokok bahasan satu ke pokok bahasan lain, dengan dilengkapi berbagai contoh soal. Setelah beberapa pokok bahasan, lalu saya melaksanakan kuiz dan pemberian tugas individu kepada mahasiswa. Hasil dari teknik penyampaian materi tersebut ternyata masih kurang memuaskan, yaitu dilihat dari nilai rata-rata mahasiswa pada akhir perkuliahan dan range nilai mahasiswa (nilai tertinggi dengan nilai terendah) yang cukup jauh; 2) Sekitar tahun 1998 sampai dengan 2001. Hasil diskusi dengan para dosen di Fakultas Ekonomi (pada saat itu saya menjabat sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan) terdapat beberapa masukan terkait pengembangan kualitas pembelajaran, yaitu setiap dosen diharapkan membuat hand out untuk mata kuliah yang diampu dan menekankan pentingnya diskusi kelompok. Mengacu pada berbagai masukan tersebut, untuk setiap materi perkuliahan saya telah menyiapkan hand out dan sebelum materi tersebut dibahas hand out sudah saya serahkan kepada mahasiswa untuk digandakan. Selain itu dalam hand out tersebut juga saya berikan berbagai soal latihan yang dikerjakan di dalam secara kelompok. Dengan menggunakan teknik tersebut, nilai rata-rata pada akhir perkuliahan telah terjadi peningkatan, namun range nilai mahasiswa masih termasuk cukup jauh; 3) Tahun 2002 sampai sekarang. Setelah saya tidak menjabat sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan, saya dipercaya menjabat menjadi Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Aktivitas saya di bidang penelitian, telah mendorong saya untuk mengkaji permasalahan kualitas perkuliahan yang saya ampu. Beberapa informasi dan temuan terkait kondisi mahasiswa dari hasil kajian yang saya lakukan adalah : Pertama, masih banyak mahasiswa yang menempuh mata kuliah yang saya ampu tidak memiliki buku literatur yang telah saya sarankan pada awal perkuliahan dan mereka juga masih masih jarang memanfaatkan perpustakaan (ke perpustakaan jika ada tugas saja); Kedua, jika mendapatkan tugas kelompok, mahasiswa cenderung berkelompok dengan teman dekatnya saja dan tidak mau berubah kelompoknya; Ketiga, di dalam kelas mahasiswa cenderung duduk berjejer dengan teman dekatnya saja dan kurang membaur dengan mahasiswa lain yang bukan teman dekatnya; dan Keempat, ternyata beberapa mahasiswa lebih cepat paham materi perkuliahan jika pada saat santai diterangkan oleh temannya. Berdasarkan informasi dan temuan tersebut, saya merubah teknik penyampaian materi perkuliahan. Saya menyusun buku diktat terkait mata kuliah yang saya ampu dengan berbagai contoh kasus dan soal latihan, dan buku diktat itu wajib dicopi oleh seluruh mahasiswa yang menempuh mata kuliah yang saya ampu (saat ini buku diktat saya yang sudah diterbitkan adalah Buku Statistika Deskriptif dan Statistika Induktif). Dalam menyampaikan materi saya menggunakan media LCD projector supaya menarik dan mahasiswa tidak jenuh. Penyampaian materi dalam setiap tatap muka biasanya tidak sampai 1 jam, terus langsung saya berikan tugas untuk didiskusikan atau dikerjakan secara berkelompok. Untuk pembentukan kelompok mahasiswa teknik yang saya lakukan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada tahun-tahun sebelumnya pembentukan kelompok saya serahkan sepenuhnya kepada mahasiswa untuk memilih teman, tapi akhirnya saya ubah dengan jalan mahasiswa saya minta berhitung secara berurutan, misalnya butuh 7 kelompok maka secara berurutan berhitung dari 1 sampai 7 dan kembali ke 1 terus sampai 7 dan seterusnya. Mahasiswa yang menyebutkan angka 1 berkelompok menjadi satu kelompok, mahasiswa yang menyebut angka 2 berkelompok menjadi satu kelompok, dan seterusnya. Dengan teknik tersebut akhirnya mahasiswa dapat membaur dengan mahasiswa lain dan tidak hanya berkelompok dengan teman dekat yang biasa duduk berjejer, serta mahasiswa yang pandai dapat membantu mahasiswa yang kurang pandai. Setelah diskusi kelompok selesai, saya pilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan mendapatkan tanggapan dari kelompok lain. Dengan menggunakan teknik tersebut, nilai rata-rata mahasiswa pada akhir perkuliahan terjadi peningkatan yang signifikan dan range antara nilai tertinggi dengan nilai terendah semakin kecil.
Akhir Perkuliahan.
Pada saat menjelang UAS atau pertemuan akhir, meskipun dari pihak Lembaga Penjaminan Mutu Institusi (LPMI) telah memberikan kuesioner evaluasi dosen yang harus diisi oleh mahasiswa, namun saya selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan kritikan dan masukan kepada saya secara tertulis, baik terkait ketepatan waktu kuliah, cara mengajar, penyampaian materi, dan teknik perkuliahan. Kritikan dan masukan tersebut sangat berguna bagi saya untuk pengembangan kualitas perkuliahan. Selain memberikan kesempatan untuk memberikan kritik dan masukan tersebut, saya juga mengumumkan nilai sementara, yaitu nilai presensi, tugas-tugas, UTS, dan presentasi, yang telah dikumpulkan oleh masing-masing mahasiswa berdasarkan kesepakatan yang telah dilakukan pada awal perkuliahan. Sedangkan setelah pelaksanaan UAS, saya memberikan kesempatan kepada mahasiswa, dalam batas waktu tertentu, untuk melihat rincian penilaian untuk mata kuliah yang saya ampu dan jika terjadi kesalahan mereka dapat meminta perbaikan nilai.
Dampak.
Pengembangan kualitas pembelajaran yang saya lakukan mempunyai dampak sebagai berikut : a) Saya menjadi semakin percaya diri dan semakin khitmad dalam menjalankan tugas sebagai seorang dosen. Saya merasa bahagia ketika melihat mahasiswa cukup bersemangat dan antusias mengikuti perkuliahan. Oleh karena itu saya menjadi semakin bersemangat untuk selalu memperbaiki berbagai kekurangan yang ada dalam diri saya; b) Mahasiswa menjadi semakin bersemangat untuk mengikuti perkuliahan yang saya ampu, antara lain dengan indikator adanya keaktifan bertanya oleh mahasiswa, tugas yang saya berikan kepada mahasiswa selalu dikerjakan dan dikumpulkan tepat waktu; keterlibatan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok (yang biasanya diam atau tidak berani mengutarakan pendapat menjadi berani sekalipun porsinya masih kecil jika dibandingkan dengan mahasiswa yang sejak awal telah berani mengutarakan pendapatnya), dan secara umum rata-rata nilai mahasiswa di akhir perkuliahan mata kuliah yang saya ampu menjadi meningkat, yaitu rata-rata berpredikat memuaskan, dan range nilai tertinggi dengan terendah semakin kecil; c) Sekalipun belum sempurna, dalam perkuliahan yang saya ampu telah tercipta hubungan yang baik antara dosen dengan mahasiswa maupun antar sesama mahasiswa, relatif terjaganya suasana kondusif di kelas, dan terciptanya hubungan sosio-emosional di kelas.
Pelaksanaan Perkuliahan.
Saya menyadari bahwa mata kuliah yang materinya banyak hitungan sering kurang diminati oleh mahasiswa dan bahkan menjadi “momok”, sehingga berdampak para mahasiswa menjadi enggan untuk masuk dan mengikuti perkuliahan. Dengan menggunakan kontrak perkuliahan yang telah disepakati bersama telah mampu mendorong mahasiswa untuk masuk dan mengikuti perkuliahan yang saya ampu, walaupun dalam tahap awal hanya sekedar memenuhi presensi saja. Dengan modal awal mahasiswa mau aktif masuk perkuliahan tersebut, dalam penyampaian materi perkuliahan saya telah banyak melakukan improvisasi. Beberapa improvisasi terkait teknik penyampaian materi tersebut adalah : 1) Sekitar tahun 1995 sampai dengan 1997 (tiga tahun awal sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Ponorogo), teknik penyampaian materi perkuliahan yang saya lakukan adalah langsung menerangkan dari pokok bahasan satu ke pokok bahasan lain, dengan dilengkapi berbagai contoh soal. Setelah beberapa pokok bahasan, lalu saya melaksanakan kuiz dan pemberian tugas individu kepada mahasiswa. Hasil dari teknik penyampaian materi tersebut ternyata masih kurang memuaskan, yaitu dilihat dari nilai rata-rata mahasiswa pada akhir perkuliahan dan range nilai mahasiswa (nilai tertinggi dengan nilai terendah) yang cukup jauh; 2) Sekitar tahun 1998 sampai dengan 2001. Hasil diskusi dengan para dosen di Fakultas Ekonomi (pada saat itu saya menjabat sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan) terdapat beberapa masukan terkait pengembangan kualitas pembelajaran, yaitu setiap dosen diharapkan membuat hand out untuk mata kuliah yang diampu dan menekankan pentingnya diskusi kelompok. Mengacu pada berbagai masukan tersebut, untuk setiap materi perkuliahan saya telah menyiapkan hand out dan sebelum materi tersebut dibahas hand out sudah saya serahkan kepada mahasiswa untuk digandakan. Selain itu dalam hand out tersebut juga saya berikan berbagai soal latihan yang dikerjakan di dalam secara kelompok. Dengan menggunakan teknik tersebut, nilai rata-rata pada akhir perkuliahan telah terjadi peningkatan, namun range nilai mahasiswa masih termasuk cukup jauh; 3) Tahun 2002 sampai sekarang. Setelah saya tidak menjabat sebagai Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan, saya dipercaya menjabat menjadi Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Aktivitas saya di bidang penelitian, telah mendorong saya untuk mengkaji permasalahan kualitas perkuliahan yang saya ampu. Beberapa informasi dan temuan terkait kondisi mahasiswa dari hasil kajian yang saya lakukan adalah : Pertama, masih banyak mahasiswa yang menempuh mata kuliah yang saya ampu tidak memiliki buku literatur yang telah saya sarankan pada awal perkuliahan dan mereka juga masih masih jarang memanfaatkan perpustakaan (ke perpustakaan jika ada tugas saja); Kedua, jika mendapatkan tugas kelompok, mahasiswa cenderung berkelompok dengan teman dekatnya saja dan tidak mau berubah kelompoknya; Ketiga, di dalam kelas mahasiswa cenderung duduk berjejer dengan teman dekatnya saja dan kurang membaur dengan mahasiswa lain yang bukan teman dekatnya; dan Keempat, ternyata beberapa mahasiswa lebih cepat paham materi perkuliahan jika pada saat santai diterangkan oleh temannya. Berdasarkan informasi dan temuan tersebut, saya merubah teknik penyampaian materi perkuliahan. Saya menyusun buku diktat terkait mata kuliah yang saya ampu dengan berbagai contoh kasus dan soal latihan, dan buku diktat itu wajib dicopi oleh seluruh mahasiswa yang menempuh mata kuliah yang saya ampu (saat ini buku diktat saya yang sudah diterbitkan adalah Buku Statistika Deskriptif dan Statistika Induktif). Dalam menyampaikan materi saya menggunakan media LCD projector supaya menarik dan mahasiswa tidak jenuh. Penyampaian materi dalam setiap tatap muka biasanya tidak sampai 1 jam, terus langsung saya berikan tugas untuk didiskusikan atau dikerjakan secara berkelompok. Untuk pembentukan kelompok mahasiswa teknik yang saya lakukan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada tahun-tahun sebelumnya pembentukan kelompok saya serahkan sepenuhnya kepada mahasiswa untuk memilih teman, tapi akhirnya saya ubah dengan jalan mahasiswa saya minta berhitung secara berurutan, misalnya butuh 7 kelompok maka secara berurutan berhitung dari 1 sampai 7 dan kembali ke 1 terus sampai 7 dan seterusnya. Mahasiswa yang menyebutkan angka 1 berkelompok menjadi satu kelompok, mahasiswa yang menyebut angka 2 berkelompok menjadi satu kelompok, dan seterusnya. Dengan teknik tersebut akhirnya mahasiswa dapat membaur dengan mahasiswa lain dan tidak hanya berkelompok dengan teman dekat yang biasa duduk berjejer, serta mahasiswa yang pandai dapat membantu mahasiswa yang kurang pandai. Setelah diskusi kelompok selesai, saya pilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan mendapatkan tanggapan dari kelompok lain. Dengan menggunakan teknik tersebut, nilai rata-rata mahasiswa pada akhir perkuliahan terjadi peningkatan yang signifikan dan range antara nilai tertinggi dengan nilai terendah semakin kecil.
Akhir Perkuliahan.
Pada saat menjelang UAS atau pertemuan akhir, meskipun dari pihak Lembaga Penjaminan Mutu Institusi (LPMI) telah memberikan kuesioner evaluasi dosen yang harus diisi oleh mahasiswa, namun saya selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan kritikan dan masukan kepada saya secara tertulis, baik terkait ketepatan waktu kuliah, cara mengajar, penyampaian materi, dan teknik perkuliahan. Kritikan dan masukan tersebut sangat berguna bagi saya untuk pengembangan kualitas perkuliahan. Selain memberikan kesempatan untuk memberikan kritik dan masukan tersebut, saya juga mengumumkan nilai sementara, yaitu nilai presensi, tugas-tugas, UTS, dan presentasi, yang telah dikumpulkan oleh masing-masing mahasiswa berdasarkan kesepakatan yang telah dilakukan pada awal perkuliahan. Sedangkan setelah pelaksanaan UAS, saya memberikan kesempatan kepada mahasiswa, dalam batas waktu tertentu, untuk melihat rincian penilaian untuk mata kuliah yang saya ampu dan jika terjadi kesalahan mereka dapat meminta perbaikan nilai.
Dampak.
Pengembangan kualitas pembelajaran yang saya lakukan mempunyai dampak sebagai berikut : a) Saya menjadi semakin percaya diri dan semakin khitmad dalam menjalankan tugas sebagai seorang dosen. Saya merasa bahagia ketika melihat mahasiswa cukup bersemangat dan antusias mengikuti perkuliahan. Oleh karena itu saya menjadi semakin bersemangat untuk selalu memperbaiki berbagai kekurangan yang ada dalam diri saya; b) Mahasiswa menjadi semakin bersemangat untuk mengikuti perkuliahan yang saya ampu, antara lain dengan indikator adanya keaktifan bertanya oleh mahasiswa, tugas yang saya berikan kepada mahasiswa selalu dikerjakan dan dikumpulkan tepat waktu; keterlibatan aktif dalam kegiatan diskusi kelompok (yang biasanya diam atau tidak berani mengutarakan pendapat menjadi berani sekalipun porsinya masih kecil jika dibandingkan dengan mahasiswa yang sejak awal telah berani mengutarakan pendapatnya), dan secara umum rata-rata nilai mahasiswa di akhir perkuliahan mata kuliah yang saya ampu menjadi meningkat, yaitu rata-rata berpredikat memuaskan, dan range nilai tertinggi dengan terendah semakin kecil; c) Sekalipun belum sempurna, dalam perkuliahan yang saya ampu telah tercipta hubungan yang baik antara dosen dengan mahasiswa maupun antar sesama mahasiswa, relatif terjaganya suasana kondusif di kelas, dan terciptanya hubungan sosio-emosional di kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar