Dampak Perayaan Grebeg Suro terhadap Peningkatan Kondisi Sosio-Ekonomi Masyarakat Ponorogo dan Pelaksanaan Festival Reyog Nasional XIII Tahun 2007

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : a) Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya pelaksanaan kegiatan Grebeg Suro Tahun 2007 terbukti mampu menggerakkan roda perekonomian di kota Ponorogo. Tidak hanya pelaku bisnis besar (misalnya rumah makan dan hotel), pelaku bisnis menengah ke bawah atau disebut usaha ekonomi kecil, baik di aloon-aloon Ponorogo maupun di sekitarnya, juga menikmati keuntungan dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
Disamping itu, pelaksanaan kegiatan Grebeg Suro sebagai agenda rutin tahunan di Ponorogo dapat digunakan sebagai sarana mempromosikan produk atau hasil alam unggulan maupun bidang pariwisata Kabupaten Ponorogo; dan b) Kegiatan ekonomi di aloon-aloon Ponorogo dan sekitarnya, Malam Pembukaan Perayaan Grebeg Suro Tahun 2007, Kirab Pusaka, Malam Penutupan Perayaan Grebeg Suro Tahun 2007, dan Kegiatan Larung Risallah di Telaga Ngebel, mampu mempengaruhi peredaran uang yang sangat besar di Ponorogo. Secara total dari berbagai kegiatan tersebut telah menambah peredaran uang lebih dari 5 milyar rupiah atau sebesar Rp. 5.182.210.800,-.
Sedangkan untuk pelaksanaan Festival Reyog Nasional (FRN) XIII dapat disimpulkan bahwa secara umum penyelenggaraan FRN XIII Tahun 2007 berjalan baik dan lancar, baik terkait dengan persiapan, proses pelaksanaan, maupun hasil akhir FRN. Beberapa kekurangan menyebar di beberapa aspek teknis, meliputi : a) Keterbatasan sosialisasi FRN; b) Tata panggung yang sering terkendala oleh cuaca (hujan); c) Belum adanya pedoman penilaian yang representatif berdasar pesan-pesan substantif seni reyog sesuai karakter masyarakat Ponorogo; dan d) Keterbatasan tempat transit peserta (terutama penyediaan kursi berikut penyambutan peserta FRN). Terlepas dari kekurangan yang ada itu, penyelenggaraan FRN XIII Tahun 2007 ini mengindikasikan masih kuatnya apresiasi masyarakat terhadap FRN, baik dari aspek peserta maupun masyarakat penonton. Karena itu kemungkinan pengembangan sekaligus penguatan pesona wisata melalui event ini masih sangat terbuka lebar.
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah : a) Kegiatan pasar malam di aloon-aloon Ponorogo, khususnya terkait penataan lokasi, masih memerlukan perhatian dan penataan yang serius untuk tahun depan. Hal tersebut mengingat bahwa banyak pedagang mengeluh karena lokasi usahanya terlalu masuk ke dalam sehingga mengurangi jumlah pengunjung dan pembelinya. Disamping itu, terkait dengan kebersihan lokasi juga memerlukan perhatian dan perlu ditingkatkan kebersihannya; dan b) Beberapa kekurangan yang ada dan terjadi dalam event FRN sangatlah wajar, jika mempertimbangkan lingkup festival setingkat nasional. Namun demikian, sebuah langkah bijak memang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo, misalnya pada aspek tata panggung yang sering terkendala oleh cuaca, terutama hujan bisa disikapi dan diantisipasi dengan sebaik-baiknya.
(Kerja sama antara Panitia Besar Grebeg Suro Kabupaten Ponorogo dengan Kelompok Studi Masyarakat Ponorogo, Tahun 2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penerbit: Ardana Media Yogyakarta (Mei 2009)

Penerbit: Ardana Media Yogyakarta (Mei 2009)

Penerbit: P2FE_UMP, Ponorogo (Oktober 2010)

Penerbit: P2FE_UMP, Ponorogo (Oktober 2010)

Penerbit: Ardana Media Yogyakarta (Maret 2009)

Penerbit: Ardana Media Yogyakarta (Maret 2009)

Penerbit : Univ. Muhammadiyah Ponorogo Press, Maret 2013

Penerbit : Univ. Muhammadiyah Ponorogo Press, Maret 2013

Penerbit Univ. Muhammadiyah Ponorogo Press (Juli 2013

Penerbit Univ. Muhammadiyah Ponorogo Press (Juli 2013

Penerbit UNMUH Ponorogo Press Bulan Juli 2015

Penerbit UNMUH Ponorogo Press Bulan Juli 2015

  ©REYOG CITY. Template by Dicas Blogger.

TOPO